Sabtu, 02 Juni 2012

INDRA PADA MANUSIA


Manusia sebagai salah satu anggota kelas mamalia mempunyai lima macam indra, yaitu indra penglihat, pendengar, peraba, pembau, dan pengecap. Dengan memiliki indra tersebut, manusia mampu mengenal lingkungannya dan memberikan respons terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Indra merupakan “jendela” bagi tubuh untuk mengenal dunia luar. Selain itu, dengan reseptor-reseptor yang ada pada masingmasing alat indra, manusia mampu mengadakan respons yang dapat dipergunakan sebagai upaya proteksi terhadap gangguan-gangguan dari luar tubuh.
1. Indra Penglihat
Indra penglihat manusia berupa mata. Pada saat pembelajaran IPA kelas VIII, kamu sudah mempelajari mata sebagai alat optik. Adapun, mata sebagai indra penglihat memiliki bagian-bagian
tertentu yang membentuk sistem penglihatan.
a. Bagian-bagian mata
Mata berbentuk bola, sedikit pipih dari arah depan ke belakang. Bola mata atau biji mata terletak di dalam rongga mata dan dilin-dungi oleh tulang-tulang tengkorak. Bagian luar bola mata dilindungi oleh kelopak mata. Tepat di atas sudut luar mata terdapat kelenjar air mata yang berfungsi membasahi dan membersihkan
permukaan mata. Bola mata melekat pada dinding rongga mata melalui tiga pasang otot. Ketiga pasang otot tersebut berfungsi untuk menggerakkan bola mata. Jika kerja otot mata kanan dan otot mata kiri tidak serasi akan terjadi kelainan yang disebut juling. Perhatikan penampang mata pada Gambar 3.10.

Bagian-bagian pokok mata secara singkat diuraikan seperti berikut.
1) Kornea
Sklera merupakan dinding yang terluar, keras dan putih, biasanya disebut bagian putih. Bagian depannya menonjol dan tembus cahaya (transparan) dinamakan kornea. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan benda pada retina. Kornea mempunyai selaput tipis yang disebut konjungtiva.
2) Pupil
Lapisan kedua dari bola mata adalah koroid. Lapisan tersebut merupakan lapisan tengah disebut selaput darah karena banyak terdapat pembuluh-pembuluh darah kecuali pada bagian depan. Pada bagian depan lapisan tersebut sedikit terbuka disebut pupil. Pupil terletak tepat di belakang kornea bagian tengah. Pupil
dapat mengalami perubahan ukuran, bergantung dari intensitas cahaya yang masuk ke mata. Perubahan ini terjadi secara refleks. Apabila cahaya sangat terang atau kuat, pupil akan menyempit atau mengalami konstraksi, sebaliknya apabila cahaya redup, pupil akan melebar atau mengalami dilatasi. Di sekitar pupil terdapat daerah yang mengandung pigmen dan disebut iris. Pigmen inilah yang menyebabkan perbedaan warna mata, hingga ada orang yang bermata biru, hitam, cokelat, hijau, dan sebagainya.
3) Lensa mata
Di bagian belakang pupil terdapat bagian yang cembung, yaitu lensa. Lensa didukung oleh otot disebut muskulus siliaris (otot daging melingkar). Apabila otot ini mengalami kontraksi akan terjadi
perubahan ukuran lensa. Hal itu terjadi apabila kamu melakukan pengamatan cermat yang tertuju pada suatu objek tertentu baik pada jarak yang dekat maupun jauh. Perhatikan Gambar 3.11. Kemampuan lensa mata tersebut dinamakan daya akomodasi mata. Tentu kamu masih ingat istilah ini sewaktu belajar IPA di kelas VIII. Ruangan di antara lensa dan kornea berisi cairan encer yang disebut aqueous humor. Di bagian dalam bola mata berisi cairan kental dan transparan. Substansi (bahan) inilah yang menyebabkan bola mata menjadi kukuh. Cairan ini disebut vitreous humor. Cairan yang terdapat di antara kornea dan lensa biasanya lebih encer, sedangkan di antara lensa dan retina menyerupai agar-agar. Jika terlalu banyak cairan di dalam mata akan terjadi gangguan yang disebut glaukoma. Penyakit ini dapat menimbulkan kebutaan apabila tidak diobati.
4) Retina
Retina merupakan lapisan mata yang terdalam, sangat kompleks, dan lunak. Pada bagian terdalam retina terdapat beberapa lapis sel, yaitu reseptor, ganglia, dan serabut saraf.Retina berisi reseptor untuk menerima rangsang cahaya, sehingga reseptor ini disebut fotoreseptor. Pada retina ada satu titik atau bintik yang tidak mempunyai sel-sel batang maupun konus disebut bintik buta.
b. Mekanisme melihat
Jika suatu benda terkena cahaya, benda akan memantulkan berkas-berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya tersebut masuk melalui lensa mata serta bagian-bagian lainnya menuju ke retina. Pada mata yang normal, bayangan benda akan jatuh tepat di bintik kuning pada retina. Rangsangan cahaya yang diterima oleh retina tersebut selanjutnya akan diteruskan oleh urat saraf penglihatan ke pusat penglihatan di otak untuk diinterpretasikan atau diterjemahkan. Akhirnya, kita dapat melihat benda tersebut

Mata normal (emetrop) merupakan mata yang dapat memfokuskan cahaya yang masuk tepat pada bintik kuning. Mata normal dapat melihat benda yang jauh maupun yang dekat. Jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik jauh. Jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik dekat. Titik dekat pada anak-anak umumnya masih dekat. Makin tua titik dekatnya umumnya makin jauh.
c. Kelainan dan penyakit pada indra penglihatan
Mata sebagai indra penglihatan dapat mengalami gangguan akibat kelainan ataupun penyakit. Salah satu penyakit mata yang sudah disebutkan yaitu glaukoma. Adapun, kelainan penglihatan sudah kamu pelajari di kelas VIII. Kelainan penglihatan itu antara lain sebagai berikut.
1) Mata miop (miopi)
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebab-kan lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning (retina). Miopi disebut pula rabun jauh, karena tidak dapat melihat jauh. Penderita miopi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang dekat. Untuk membantu penderita miopi, sebaiknya memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
2) Mata hipermetrop (hipermetropi)
Hipermetropi atau mata jauh adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Hipermetropi disebut pula rabun dekat, karena tidak dapat melihat dekat. Penderita hipermetropi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang jauh. Untuk membantu
penderita hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).
3) Mata presbiop (presbiopi)
Presbiopi umumnya terjadi pada orang berusia lanjut. Keadaan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata sudah lemah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Gangguan mata seperti itu dapat dibantu dengan memakai kacamata berlensa rangkap.
Di bagian atas kacamata dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh, sedangkan di bagian bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.
4) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata, sehingga sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik. Untuk membantu penderita astigmatisma dipakai kacamata silindris.
5) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
6) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.
7) Buta warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakanwarna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
2. Indra Pendengar dan Alat Keseimbangan
Telinga manusia merupakan organ yang sangat kompleks. Telinga manusia merupakan saluran yang terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi. Suara yang dapat kita dengar adalah suara- suara yang memiliki frekuensi antara 20 Hz –20.000 Hz.
a. Bagian-bagian telinga
Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar, dan gendang telinga (membran timpani). Daun telinga tersusun dari tulang rawan. Saluran telinga luar dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen. Fungsi telinga luar adalah menangkap getaran bunyi.

Telinga bagian tengah mempunyai ti-ga macam tulang, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang ini membentuk rangkaian yang melintang dalam telinga tengah tersebut dan bersatu dengan membran timpani. Pada bagian akhir telinga tengah, tulang sanggurdi bersatu dengan membran, disebut tingkap bundar. Tingkap bundar ini yang menutupi telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam tersusun atas dua bagian penting, yaitu: rumah siput dan saluran gelung. Rumah siput merupakan saluran
spiral yang menyerupai rumah siput. Saluran ini berisi cairan dan permukaan dalamnya merupakan tempat bermuara saraf. Ujungujung saraf ini sangat peka oleh getaran yang ditimbulkan oleh cairan tersebut. Semua ujung saraf ini menyatu membentuk saraf pendengar yang menghubungkan rumah siput dengan otak. Saluran
gelung terdiri atas tiga saluran yang saling terkait, dan mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan.
b. Mekanisme mendengar
Apabila sampai pada telinga kita, gelombang suara akan masuk ke telinga bagian luar melalui saluran pendengaran dan akhirnya sampai pada membran timpani. Gelombang suara ini menggetarkan membran dan tulang martil. Selanjutnya tulang andasan dan tulang sanggurdi ikut bergetar. Akhirnya tingkap bundar ikut bergetar juga. Getaran ini akan menggetarkan cairan di dalam rumah siput. Cairan yang bergetar menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls dari ujung saraf ini diteruskan ke saraf pendengar di otak besar. Kekhususan pola impuls ditentukan oleh pola gelombang suara yang diterima. Otak besar menerima impuls ini, kemudian menerjemahkannya dan kita mempersepsikannya sebagai suara.
c. Kelainan dan penyakit pada indra pendengaran
Telinga sebagai indra pendengar dapat mengalami gangguan karena kelainan atau penyakit.
Gangguan pada indra pendengaran dapat menyebabkan pendengaran menjadi kurang peka. Keadaan tersebut antara lain disebabkan terjadinya penebalan membran timpani akibat infeksi berulang pada telinga tengah, pecahnya membran timpani, pengapuran pada tulang-tulang pendengaran, dan kerusakan saraf auditori (saraf pendengaran).
3. Indra Peraba
Indra peraba pada tubuh manusia adalah kulit. Di kulit terdapat beberapa organ pengindraan khusus disebut reseptor. Reseptor merupakan percabangan akhir dendrit dari neuron sensorik. Beberapa reseptor tersusun atas beberapa dendrit dan ada yang mempunyai sel khusus. Tiap reseptor hanya cocok untuk jenis rangsang tertentu saja. Jika reseptor dirangsang, terjadi impuls sepanjang dendrit yang diteruskan ke sistem saraf pusat. Ada limamacam reseptor pada kulit, yaitu reseptor yang khusus untuk menanggapi rangsang yang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas, atau dingin. Sebagai contoh, reseptor rasa sakit merupakan reseptor
dengan dendrit yang gundul, terdapat di seluruh permukaan kulit. Jika rangsang cukup kuat, misalnya rangsang mekanik, temperatur, listrik atau kimiawi, maka reseptor ini akan bereaksi. Sensasi rasa sakit yang timbul merupakan suatu upaya untuk proteksi (melindungi diri). Hal ini merupakan sinyal-sinyal (pertanda)
bahwa ada ancaman bagi tubuh yang dapat menyebabkan luka-luka.

Untuk mengidentifikasi jumlah reseptor sentuhan pada beberapa daerah permukaan kulit, lakukan kegiatan berikut.4. Indra Pembau (Pencium) Indra pembau pada tubuh kita berupa hidung. Di dalam rongga
hidung bagian atas terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya. Serabut-serabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau yang menuju pusat pembau di otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-rambut halus di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara (berupa gas atau uap).

Pada saat tubuh terserang flu biasanya disertai dengan pilek. Pilek menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, terutama pada bagian hidung. Saat pilek, hidung tidak peka terhadap bau (aroma) tertentu dan nafsu makan berkurang karena lidah tidak peka terhadap rasa. Adakah hubungan antara indra pembau (penciuman) dan indra pengecap.Pada saat kita menarik napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Gas memasuki rongga hidung bercampur dengan lendir, kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke saraf pembau di pusat saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai bau. Indra pembau (pencium) ini bersangkut paut dengan indra pengecap. Jika terjadi gangguan pada indra pembau, kita tidak dapat mengecap dengan baik.
5. Indra Pengecap
Manusia kadang-kadang lebih menyenangi beberapa makanan tertentu daripada jenis makanan yang lain. Hal itu disebabkan mereka dapat merasakan perbedaan substansi kimiawi pada makanan tersebut. Seperti halnya indra yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncupkuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai
bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga belakang. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam mulut, makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut. Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.

Manusia hanya mampu mengecap empat macam cita rasa, yaitu rasa asam, asin, manis, dan pahit. Kuncup pengecap pada lidah untuk masing-masing rasa tersebut terletak di daerah yang berbeda. Untuk cita rasa manis berada di bagian ujung lidah sedangkan depan lidah untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa asam ada di sisi lidah. Adapun, kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit.Untuk lebih memahami perbedaan dan persamaan serta keterkaitan antara indra pembau dan indra pengecap lakukan kegiatan berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar