Senin, 04 Juni 2012

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Lima tahun yang lalu tentunya kamu belum sebesar dan setinggi sekarang. Tubuhmu secara bertahap bertambah tinggi dan besar. Setelah mencapai ukuran seperti sekarang, tubuhmu tidak akan menjadi kecil seperti waktu kanak-kanak, meskipun mungkin kamu menginginkannya. Dikatakan bahwa perubahan
ukuran tubuh bersifat ireversibel (tidak dapat kembali seperti semula). Bertambahnya ukuran tubuh inilah yang disebut dengan pertumbuhan. Ukuran tubuh meliputi tinggi, berat, dan volume. Pertumbuhan pada makhluk bersel satu ditandai dengan bertambahnya ukuran sel. Sedangkan pada makhluk bersel banyak, pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya ukuran dan jumlah sel. Pertumbuhan pada manusia dan hewan ada batasnya. Setelah mencapai usia tertentu, manusia dan hewan tidak tumbuh lagi. Sedangkan tumbuhan hampir selalu tumbuh sepanjang hidupnya. Pertumbuhan diikuti dengan proses perkembangan, yaitu proses biologis makhluk hidup menuju tingkat kedewasaan atau kesempurnaan. Contoh perkembangan adalah
perubahan susunan dan fungsi organ-organ tubuh.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya yang terjadi pada diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi sangat berbeda dengan keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal (irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel. Contohnya bayi yang baru lahir ukurannya + 45 cm dengan berat badan + 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi badan dapat mencapai lebih
dari 150 cm dan berat badan lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat seluler, perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan yang menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk menghasilkan keturunan. Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa. Kalau kamu perhatikan, tinggi dan besar badanmu bisa jadi berbeda bila dibandingkan dengan teman-teman sekelasmu.Padahal usia kalian hampir sama, dengan kata lain waktu tumbuh dan berkembangnya hampir sama. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karena ada perbedaan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, tinggi dan besar badan teman-teman sekelasmu bisa berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya?
Untuk mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut ini dengan baik.
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh makhluk hidup
sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen dan keadaan hormonal.
a. Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan
perkembangannya. Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik.
Demikian juga ternak unggul hanya akan berproduksi secara
optimal bila diberi pakan yang baik dan dipelihara di
lingkungan yang sesuai.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan
berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya
sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup beragam jenisnya.1) Hormon pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau
zat pengatur tubuh. Beberapa di antaranya adalah auksin,
sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel,
merangsang pembentukan bunga, buah, dan
mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel
baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat
pembentukan akar dan tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran
sel serta merangsang perkecambahan biji. Pada
tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan
munculnya bunga lebih cepat.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan
batang, mempercepat penuaan buah, dan
menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan
daun.
2) Hormon pada hewan
Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah
sebagai berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada
katak hormon ini merangsang dimulainya proses
metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan
fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan
Invertebrata.
3) Hormon pada manusia
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar
buntu, yaitu suatu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran. Di kelas IX kamu akan mempelajari hormon
sebagai bagian dari sistem koordinasi. Beberapa hormon
pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut.
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/
tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam
tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan
mixoedema yaitu kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH)
Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan.
Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH).
Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan
seseorang. Seorang anak tidak akan
tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon
pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan
hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akanmenyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan
hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan
membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada
hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ
reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder
pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan
organ reproduksi dan munculnya tandatanda
kelamin sekunder pada wanita.
2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan.
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam
proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan,
kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua
zat ini diperoleh dari makanan.
Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa
air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi
zat makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun
tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara
diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Coba kamu amati, tanaman padi yang
terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan.
Setelah dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali
berwarna hijau dan tumbuh dengan baik. Mengapa
demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang
penting sebagai nutrisi tanaman.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya suhu tubuh
manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu
optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Hewan dan manusia memiliki
kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu
lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh
yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada
awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepatdipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan
(suhu udara rata-rata rendah). Jenis bunga mawar yang
tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang
sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan
bunga yang seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan
seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan
cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan
cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan
tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin
yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu menyimpan
kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah
itu akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya,
namun tampak lemah dan pucat/kekuning-kuningan karena
kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga
membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan
vitamin D. Tahukah kamu, apakah fungsi
vitamin D di dalam tubuh?
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia
di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam
udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik
terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab
banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih
sedikit penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali
terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan
berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat
hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.
Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya
suhu, kandungan mineral, dan air.
Untuk mengetahui komposisi bahan pembentuk tanah,
lakukan Kegiatan 1.1


Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak
perkecambahan biji. Kecambah kemudian berkembang menjadi
tumbuhan kecil yang sempurna. Setelah tumbuh hingga mencapai
ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan berkembang
membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembangbiakannya.Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematis
(titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan
meristem. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan
kambium. Aktivitas jaringan meristem yang terletak di ujung
batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan yang berbeda bila
dibandingkan dengan jaringan meristem di kambium. Oleh
karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder.
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi
akibat aktivitas jaringan meristem primer atau disebut juga
meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan
masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung
batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang
tumbuhan bertambah panjang.
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap.
Oleh karena itu daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah
diferensiasi.
a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di
daerah ini sel-sel baru terus-menerus dihasilkan melalui
proses pembelahan sel. Daerah inilah yang disebut daerah
meristematis.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan.
Di daerah ini sel-sel hasil pembelahan akan tumbuh
sehingga ukuran sel bertambah besar. Akibatnya di daerah
inilah yang mengalami pemanjangan.
c. Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah
pemanjangan. Sel-sel yang telah tumbuh mengalami
perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem.
Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim.

2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan
meristem sekunder. Contoh jaringan meristem sekunder adalah
jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa
membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau
kayu sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau
kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada kambium,
diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan
monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak
mengalami pertumbuhan sekunder. Bila kamu perhatikan,
diameter batang palem, bambu, tebu, dan kelapa hampir selalu
sama dari kecil hingga dewasa. Berbeda dengan tumbuhan
dikotil seperti mangga, jati, jambu, asam, cemara, dan pinus.
Bila kamu menjumpainya, coba perhatikan dengan seksama!
Aktivitas pertumbuhan kambium tidak selalu sama antara
musim penghujan dengan musim kemarau. Di musim
penghujan, air dan zat hara terlarut tersedia dengan melimpah
sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di musim
kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas
pembelahan sel berkurang. Aktivitas pembelahan yang berbeda
ini tampak sebagai cincin-cincin konsentris pada batang yang
disebut lingkaran tahun.
Untuk mengamati pertumbuhan pada tumbuhan, lakukan
Kegiatan 1.2 berikut ini.

Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau
spesialisasi sel atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan
fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada tingkat
sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem
mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya
organ generatif yaitu munculnya bunga.Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang berbedabeda
untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai
dengan kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi
ketika suatu tumbuhan telah membentuk bunga berarti
tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi secara
generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu
yang dapat tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi
lingkungan yang sesuai.

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di
seluruh bagian tubuh, berbeda dengan tumbuhan yang terjadi
hanya pada bagian tertentu saja, yaitu di daerah meristem.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan diawali sejak
terbentuknya zigot dari proses pembuahan dan terus terjadi
hingga hewan mencapai usia dewasa. Dengan demikian
pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu fase embrionik dan fase
pascaembrionik. Fase embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari zigot sampai terbentuknya
embrio sebelum lahir atau menetas. Sedangkan fase pascaembrionik
merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai sejak lahir atau menetas hingga hewan itu dewasa.
1. Fase Embrionik
Zigot terbentuk dari hasil pertemuan ovum dengan sperma
(terjadi pembuahan/fertilisasi). Kemudian zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa tahap, yaitu
pembelahan zigot, tahap morula, blastula, gastrula, dan
organogenesis.
a. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dari satu sel
menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi
delapan sel, delapan sel menjadi enam belas sel, dan
seterusnya hingga tiga puluh dua sel. Sekumpulan sel yang
terbentuk tersusun seperti buah anggur dan disebut sebagai
morula. Pembelahan terus berlanjut sehingga terbentuk
rongga di bagian dalam yang disebut blastosol. Fase ini
disebut fase blastula.
b. Gastrula, merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan
blastula yang ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan
embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan
bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam
(endoderm). Ketiga lapisan ini nantinya akan berkembang
menjadi berbagai organ. Proses pembentukan gastrula ini
disebut gastrulasi.
c. Organogenesis, merupakan proses pembentukan berbagai
organ tubuh yang berkembang dari tiga lapisan saat proses
gastrulasi.

berikut.
1) Lapisan ektoderm, berkembang menjadi rambut, kulit,
sistem saraf, dan indra.
2) Lapisan mesoderm, berkembang menjadi otot, rangka,
alat reproduksi, alat peredaran darah, dan alat ekskresi.
3) Lapisan endoderm, berkembang menjadi alat pencernaan
dan alat pernapasan.
2. Fase Pascaembrionik
Pertumbuhan pascaembrionik dimulai ketika hewan lahir
atau menetas. Semua anggota tubuh mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Namun demikian kecepatan pertumbuhan
dan perkembangan antara bagian tubuh yang satu dengan bagian
tubuh yang lain tidak sama. Pertumbuhan ini tidak berlangsung
terus-menerus, melainkan berhenti setelah mencapai usia
tertentu. Perkembangan dimulai ketika alat kelamin telah
mampu memproduksi sel-sel gamet. Pada manusia perkembangan
ini ditandai dengan munculnya sifat-sifat kelamin
sekunder. Tanda kelamin sekunder pada pria berupa
tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, suara besar,
tumbuhnya jakun, dan otot-otot tubuh lebih kekar. Tanda
kelamin sekunder pada wanita ditandai dengan membesarnya
payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tubuh tertentu, dan
membesarnya pinggul.
Untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan pada
hewan, lakukan Kegiatan 1.3 berikut ini.



Beberapa jenis hewan mengalami metamorfosis dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa jenis hewan
yang lain mengalami metagenesis. Selain pada hewan,
metagenesis juga terjadi pada tumbuhan.
1. Metamorfosis
Pada beberapa jenis hewan, dalam pertumbuhan dan
perkembanganya mengalami proses metamorfosis. Metamorfosis
adalah peristiwa perubahan bentuk tubuh secara
bertahap yang dimulai dari larva sampai dewasa. Metamorfosis
terjadi pada serangga dan amfibi.
Contoh hewan amfibi yang mengalami metamorfosis adalah
katak. Pertumbuhan dan perkembangan katak diawali sejak
terbentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi embrio.
Satu minggu kemudian, terbentuklah larva yang sering kamu
sebut kecebong/berudu. Awalnya kecebong bernapas dengan
tiga insang luar, tetapi kemudian berganti menjadi insang dalam.
Beberapa waktu kemudian terbentuk tutup insang dan kaki
belakang. Setelah berumur tiga bulan, berudu mengalami
metamorfosis yang ditandai terbentuknya paru-paru dan empat
kaki, hilangnya insang dan ekor, lalu menjadi bentuk katak.
Sifat berudu berbeda dengan sifat katak. Berudu hidup di air
sebagai herbivora, sedangkan katak hidup di darat bersifat
karnivora.

Serangga yang baru menetas berwujud larva. Beberapa jenis
serangga seperti kupu-kupu dan capung, bentuk larva jauh
berbeda dengan bentuk dewasa. Larva kupu-kupu yang disebut
ulat memiliki mulut tipe pengunyah, sedangkan kupu-kupu
memiliki mulut tipe penghisap. Larva capung hidup di air,
sedangkan capung dewasa hidup di darat dan dapat terbang.
Namun demikian beberapa jenis serangga memiliki bentuk yang
hampir sama saat baru menetas dengan saat dewasa. Contohnya
adalah belalang, kecoa, dan jangkrik.
Berdasarkan prosesnya, metamorfosis serangga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna.
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya fase yang
disebut pupa atau kepompong. Bentuk larva dengan
serangga dewasa jauh berbeda. Tahapan dalam metamorfosis
sempurna adalah sebagai berikut.
telur → larva pupa (kepompong) dewasa (imago)
Telur menetas menjadi larva. Larva tidak memiliki sayap dan
tanda-tanda sayap juga belum ada. Ketika berupa larva,
serangga sangat aktif makan. Larva kemudian mengalami
perubahan bentuk menjadi kepompong. Larva ada yang
langsung membuat pupa, tetapi ada juga yang lebih dulu
membuat pelindung dari daun yang dilipat, tanah atau pasir
yang halus, sayatan kayu yang halus, dan bahan lainnya.
Tempat perlindungan di sekeliling pupa disebut kepompong
atau kokon. Pada tahap pupa, serangga tidak aktif makan,
walaupun proses metabolisme tetap berlangsung. Setelah
melewati tahap pupa, serangga akan menjadi dewasa (imago).

b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna,
bentuk serangga yang baru menetas (nimfa) tidak jauh
berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan
yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap
akan tumbuh secara bertahap sehingga menyerupai bentukdewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki
sifat yang sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang.
Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis
tidak sempurna adalah sebagai berikut.
telur → nimfa → dewasa (imago)

2. Metagenesis
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami
proses metagenesis. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup
yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan
yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan,
yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual
dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual.
Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas
pada tumbuhan tak berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan
tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium
dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet
jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot.
Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora.
Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora
yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu
baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet,
maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit.
Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase
gametofit dan sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kamu
jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku
yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran
keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut
metagenesis. Perhatikan Gambar 1.11(a).
Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis,
contohnya Obelia dan Aurelia. Perhatikan metagenesis uburubur
(Aurelia) pada Gambar 1.11(b). Dari gambar itu tampak
jelas bahwa ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan
yaitu kehidupan saat menempel (polip) dan kehidupan bergerak
bebas (medusa).