Senin, 28 Mei 2012

PROSES PEMBENTUKAN URINE


 



 Urine dibentuk dengan serangkaian proses yang rumit dan sangat efektif. Secara umum, terdapat tiga peristiwa penting dalam pembentukan urine, yaitu  penyaringan  (filtrasi),  penyerapan  (reabsorpsi), dan
pengumpulan  (augmentasi).
a. Penyaringan Darah (Filtrasi)
Proses filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Ketikadarah dari arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi
tinggi. Hal tersebut menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak larut
dalam darah melewati dinding kapiler pada glomerulus. Kemudian, air dan
molekul-molekul memasuki lempeng filtrasi dari kapsula Bowman. Hasil
filtrasi ini disebut  filtrat glomerulus atau  urine primer. Filtrat ini akan
dipindahkan melalui tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal, kemudian menuju tubulus pengumpul.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Ketika filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi
sangat pekat. Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air. Selain
itu, filtrasi mengandung substansi-substansi besar yang tidak dapat melewati
dinding kapiler glomerulus, seperti sel darah, protein-protein besar, dan
kepingan-kepingan lemak.
Sementara itu, urine primer yang dihasilkan dari kapsula Bowman,
memasuki tubulus kontortus proksimal. Di titik pertautan antara kapiler-kapiler yang melingkupi tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion Na+. Urine primer yang memasuki lengkung Henle telah lebih isotonik dengan darah di kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan garam NaCl dan air.
Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H+, dan NH4–. Sementara itu, garam NaCl dan air serta ion HCO3– kembali diserap. Perhatikan Gambar
8.6.
Urine yang dihasilkan dari tubulus kontortus distal, disebut  urine sekunder. Hasil reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberikan bau dan warna pada urine.









 c. Pengumpulan (Augmentasi)
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl, dan urea sehingga terbentuk urine yang harus dibuang dari tubuh.
Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu mengalir menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil.
Beberapa hal yang memengaruhi volume urine, di antaranya zat-zat diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi dan teh, zat diuretik (kafein) yang dikandungnya akan menghambat
reabsorpsi air sehingga volume urine meningkat.Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun, penyerapan air di ginjal berkurang sehingga volume urine menurun. Begitu pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah menjadi lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan. Emosi tertentu merangsang peningkatan atau pengurangan volume urine, contohnya orang menjadi lebih sering buang air kecil pada saat gugup, tegang, atau takut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar